Selasa, 07 Oktober 2014

kumbang yang ahli navigasi

Kumbang yang ahli navigasi
Bagi kumbang kotoran, tinja sangat bermanfaat. Serangga ini memakannya dan bertelur disana. Kumbang jantan akan memberikan sebongkah besar kotoran kepada kumbang betina untuk menarik perhatiannya. Ada persaingan yang ketat untuk mendapatkan kotoran yang baru. Para peneliti pernah melihat bahwa ada kira-kira 16.000 kumbang yang mengerumuni setumpuk kotoran gajah dan hanya dalam waktu 2 jam kotoran itu lenyap.
            Beberapa jenis kumbang kotoran memisahkan diri dari kerumunan dengan membentuk kotoran menjadi bola, kemudian membawanya pergi dengan menggulingkannya lalu menguburnya di tanah yang lunak. Mereka menggulingkan bola kotoran itu lurus ke depan, karena cara inilah yang paling cepat untuk menjauh dari kerumunan dan agar bola itu tidak dicuri oleh kumbang lain.

           Tapi, bagaimana kumbang kotoran bisa tau arah, khususnya pada malam hari?

Hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa kumbang kotoran mengetahui arah dengan bantuan cahaya matahari atau bulan. Tapi, mereka juga bias tetap berjalan lurus ke depan sekalipun tidak ada cahaya bulan. Menurut para peneliti di afrika selatan, kumbang ini ternyata tidak memanfaatkan cahaya dari satu bintang tertentu, tapi cahaya dari galaksi bima sakti. Jurnal Current Biology melaporkan bahwa kumbang ini adalah “binatang pertama yang tercatat bias menggunakan Bima Sakti sebagai penunjuk arah”.

            Seorang peneliti bernama marcus Byrne menyatakan bahwa kumbang kotoran memiliki “system navigasi visual yang efektif yang bisa bekerja sekalipun cahaya bintang hampir tak terlihat, dengan meggunakan kemampuan otaknya yang terbatas”. Ia juga menambahkan, “Dari kumbang ini, manusia mungkin bisa belajar caranya mengatasi berbagai masalah pemrosesan visual yang pelik.” Misalnya, dengan meniru system navigasi kumbang kotoran, kita bisa memprogram robot untuk mencari sesuatu dalam bangunan yang runtuh.

published by majalah "sedarlah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar