Penanganan
Penyakit Jantung Bawaan Tanpa Operasi
Penanganan penyakit jantung bawaan ( PJB ) tanpa
operasi ( kardiologi intervensi) berkembang pesat sejak 10 tahun terakhir.
Kardiologi intervensi memiliki banak keuntungan jka dibandingkan dengan operasi
diantaranya : lama rawat singkat, pasien terbebas dari komplikasi operasi,
terbebas dari penggunaan mesin jantung paru dan secara
kosmetik lebih baik karena tidak menimbulkan jaringan parut di kulit.
Penyakit jantung
bawaan ( PJB ) merupakan kelainan bawaan
yang paling sering ditemukan sekitar 1 tiap 100
kelahiran hidup, sehingga Indonesia diperkirakan akan lahir 50.000 bayi
dengan PJB setiap tahun. Sebelum kardiologi intervensi berkembang, semua jenis
penyakit jantung bawaan dioperasi. Dengan berkembangnya kardiologi intervensi,
sebagian PJB dapat di tata laksana tanpa operasi.
Jenis penyakit jantung bawaan yang dapat
ditangani tanpa operasi
Penyakit jantung
bawaan yang dapat ditata laksana tanpa operasi antara lain adalah: duktus
arteriosus persisten ( DAP ), defek septum atrium ( DSA ), defek septum
ventrikel ( DSV ), penyempitan atau stenosis pada katup jantung seperti
stenosis katup pulmonal ( SP ), Stenosis katup aorta ( SA ), stenosis katup
mitral ( SM ), koarktasio aorta, stenosis arteri pulmonalis atau cabangnya,
foramen ovale persisten ( FOP ) dan kolateral ( pembuluh darah tambahan ).
Disamping itu ada tindakan paliatif ( sementara ) seperti balloon atrial septostomy (BAS ) pada transposisi arteri besar (
TAB ) atau pemasangan stent pada duktus arteriosus ( Stent DA )
( keywords : koartaksio aorta, balloon atrial septostomy, foramen
ovale persisten, stent duktus arteriosus )
Penutupan duktus arteriosus persisten tanpa
operasi
Duktus arteriosus persisten ( DAP ) merupakan PJB
tidak biru yang untuk sering
ditemukan. Dalam kehidupan intra – uterin semua janin memiliki duktus
arteriosus, yaitu pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonal dan aorta,
namun pada bayi normal, duktus arteriosus akan menutup secara spontan dalam
waktu 24 jam setelah lahir. Pada pasien dengan DAP, duktus arteriosus tidak
menutup oleh sebab belum diketahui. PDA terletak diluar
jantung menghubungkan aorta descenden dengan arteri pulmonalis kiri.
Jika ukuran PDA cukup besar sebagian darah dari aorta akan mengalir ke paru
mengakibatkan kelebihan darah di paru dan jantung kiri, yang pada akhirnya
dapat menyebabkan hipertensi pulmonal dan gagal jantung
kiri.
Sebelum kardiologi intervensi berkembang, DAP hanya dapat ditangani
melalui operasi dengan cara mengikat permbuluh darah tersebut. Sekarang dengan
kemajuan teknologi, DAP dapat ditutup di kamar keteterisasi tanpa operasi. Alat
yang sering digunakan untuk menutup DAP tanpa operasi
adalah Amplatzer Ductal Occluder (
ADO ). Alat ini terbuat dari campuran nikel dan titanium yang di dalam
nya diletakkan dakron untuk merangsang pembentukan
gumpalan darah ( thrombus ) yang dapat menutup pembuluh darah tersebut
secara permanen. Alat ini dimasukan lewat kateter dari
vena di lipat paha ( femoralis ).
Penutupan defek septum atrium tanpa operasi
Defek Septum atrium ( DSA ), merupakan PJB
tidak biru yang juga cukup sering ditemukan selain DAP. Kelainan ini
ditandai dengan adanya defek ( lubang ) pada sekat /
dinding atrium / serambi jantung. Sebagai akibatnya, darah dari atrium
kiri yang seharusnya pergi ke ventrikel kiri, akan masuk ke atrium kanan,
kemudian ke ventrikel kanan. Jika lubangnya cukup besar, akan mengakibatkan kelebihan darah di jantung kanan, dan di paru.
Terdapat beberapa jenis DSA, yang tersering adalah DSA
tipe sekundum. Jenis ini dapat ditutup tanpa operasi. Alat yang saat ini
sering digunakan untuk menutup DSA adalah Amplatzer
Septal Occluder ( ASO ). Alat ini juga dimasukan lewat keteter dari
vena di lipat paha ( femoralis ).
Penutupan Defek Septum Ventrikel Tanpa Operasi
Defek septum ventrikel ( DSV ), merupakan jenis PJB tidak biru tersering. Kelainan ini ditandai oleh adanya defek/lubang yang terletak pada septum/ sekat
ventrikel. Tergantung lokasinya, lubang ada yang terletak di bagian
selaput tipis/ membrane dari septum ( DSV tipe
perimembran ), dibagian otot /
muscular septum ( DSV tipe muscular ) atau pada
septum dekat aorta atau arteri pulmonalis ( DSV tipe
doubly commited ).
Untuk penutupan DSV tipe muscular digunakan Amplatzer Muscular VSD occlude ( AMVO ), sedangkan untuk DSV tipe perimembran
digunakan Amplatzer
Perimembranous VSD occlude ( APMVO ).
Alat ini dimasukan lewat kateter dari vena lipat paha ( femoralis ) atau vena
di leher ( jugularis interna )
Balon valvuloplasti / angiopati/stent pembuluh
darah
Balon pulmonal valvuloplasti ( BPV ) dikerjakan untuk
melebarkan katup pulmonal pada stenosis katup pulmonal dan balon aorta
valvuloplasti ( BAV ) untuk melebarkan katup aorta pada stenosis katup aorta. Prosedur BAV atau BPV dikerjakan menggunakan
balon Tsyhak yang tersedia dengan berbagai ukuran. Pada BPV, balon dimasukan
dari vena di lipat pada ( femoralis ) kemudian balon didorong ke atrium kanan,
ventrikel kanan, lalu dimanipulasi sehingga balon masuk ke arteri pulmonal. Balon
diletakkan tepat di katup pulmonal yang menyempit, untuk selanjutnya balon
dikembangkan beberapa kali. Jika pada katup pulmonal tidak ada lubang sama
sekali ( atresia pulmonal ), sebelumnya dibuat lubang lubang dengan menggunakan
radiofrekuensi perforator. Balonisasi dilakukan secara bertahap. Pada BAV,
balon dimasukkan dari arteri di lipat paha kemudian balon didorong dan
diletakkan di katuo aorta yang meyempit lalu dikembangkan. Balon juga dapat
digunakan untuk melebarkan pembuluh darah yang menyempit ( balon angioplasty )
seperti pada koartaksio aorta atau penyempitan arteri pulmonalis serta
cabangnya. Jika penyempitan terjadi kembali setelah
balon angioplasty pada tempat tersebut sebaiknya dipasang stent ( seperti
cincin )
Penutupan foramen ovale persisten
Foramen ovale persisten ( FOP ) merupakan celah yang terletak pada
dinding serambi atau atrium. Celah ini diperlukan hanya saat bayo dalam
kandungan, sehingga darah dari placenta sebagian dapat masuk dari serambi kanan
ke serambi kiri untuk selanjutnya di pompakan ke seluruh tubuh oleh bilik kiri.
Setelah bayi lahir, sebagian besar celah ini akan menutup, tetapi pada sebagian
lagi menetap sehingga disebut foramen ovale persisten. Dari laporan 30% orang
dewasa mempunyai foramen ovale persisten. Pada laporan terakhir dikatakan bahwa
FOP merupakan faktor yang memudahkan seseorang untuk
mengalami strok. Oleh karena itu, pada pasien yang pernah mengalami
strok untuk mencegah berulangnya strok, FOP sebaiknya
ditutup. Alat yang sering digunakan untuk menutup FOP adalah Amplatzer FOP occlude. Alat ini
dimasukkan melalui vena di lipat paha.
Penutupan kolateral / pembuluh darah tambahan
Kolateral, merupakan pembuluh darah tambahan yang dibentuk
oleh tubuh pada PJB biru dengan aliran darah ke paru berkurang. Kolateral berasal dari
pembuluh embrional, pada anak normal pembuluh ini tidak tumbuh.
Kolateral menghubungkan aorta langsung dengan paru.
Akibat adanya kolateral, aliran darah ke paru meningkat sehingga dapat timbul gagal jantung kiri atau hipertensi pulmonal.
Disamping itu, kolateral juga merupakan penyulit saat dilakukan tindakan
operasi karna lapangan operasi akan tertutup oleh pendarahan yang banyak. Kolateral dapat ditutup dengan Amplatzer vascular plug.
Ballon atrial septostomy
Ballon atrial septostomy ( BAS ) merupakan tindakan
paliatif/ sementara untuk memperbaiki oksigen darah pada transposisi arteri
besar ( TAB ). Pada jantung normal, aorta keluar
dari bilik kiri, tetapi pada TAB aorta justru keluar dari bilik kanan sehingga darah
yang dipompakan ke seluruh tubuh oleh aorta adalah darah dengan oksigen rendah
( darah kotor ). BAS bertujuan untuk merobek
dinding atrium sehingga darah bersih
dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan dan bilik kanan, sehingga oksigen
yang diedarkan ke seluruh tubuh oleh aorta bertambah. Pada BAS,
digunakan balon miller, balon dimasukan melalui
vena dilipat paha, selanjutnya didorong ke atrium kanan, lalu lewat foramen
ovale di dorong masuk ke atrium kiri. Setelah di atrium kiri, balon
dikembangkan dan selanjutnya balon ditarik secara cepat ke atrium kanan
sehingga dinding atrium robek.
Pemasangan stent pada duktus arteriosus
Teknik ini dikerjakan pada PJB kompleks yang
memerlukan duktus arteriosus sebagai satu – satunya sumber darah ke paru atau ke
badan ( sistemik ). Contoh kelainan tersebut adalah atresia pulmonal
atau sindrom hipoplasia jantung kiri. Pada atresia
pulmonal tidak terbentuk jalan keluar bilik kanan sehingga paru tidak mendapat
darah dari bilik kanan. Pada sindrom hipoplasia jantung kiri tidak terbentuk
jalan keluar bilik kiri sehingga aorta tidak mendapat darah dari bilik kiri.
Pada kedua PJB di atas duktus arteriosus perlu dipertahankan jangka lama dengan
memasang stent agar duktus arteriosus tidak menutup. Stent dimasukan dari arteri
dilipat paha kemudian stent ditempatkan di duktus arteriosus. Stent terbuat
dari stainless steel, diletakkan diatas balon. Stent ini dibuka dengan jalan
mengembangkan balon.
Kesimpulan
Dengan berkembangnya terknologi, sebagian penyakit jantung bawaan saat
ini sudah dapat ditangani tanpa operasi. Penanganan tanpa operasi memiliki
kelebihan dibandingkan dengan operasi antara lain: lama rawat singkat, pasien
terbebas dari komplikasi operasi, terbebas dari penggunaan mesin jantung paru
dan secara kosmetik lebih baik karena tidak meninggalkan jaringan parut
dikulit. PJB yang cukup banyak ditangani tanpa operasi adalah : DAP, DSA, DSV,
stenosis pulmonal, stenosis aorta, stenosis mitral, koartaksio aorta, stenosis
arteri pulmonalis serta cabangnya, FOP dan kolateral. Disamping itu, ada
tindakan paliatif atau sementara seperti BAS atau stent DA. Semua jenis
tindakan ini dapat dikerjakan di divisi kardiologi Departemen IKA FKUI-RSCM
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar